Selasa, 26 November 2013

LAPORAN BACAAN
Nama              : Cahaya Kristina Nadapdap
Semester         : V (Lima)
Mata Kuliah   : Sejarah Gereja Asia
Dosen              : Lukas Heo Seok Koo, Ph.D

Masa pertama gereja di Asia (sampai Tahun 1500). Agama kristen dianggap sebagai agama yang berasal dari Barat, padahal lahirnya diTimur Tengah, didaerah Asia Barat, tempat bangsa-bangsa dan kebudayaan dari tiga benua bertemu, yaitu Asia, Afrika dan Eropa. Tuhan Yesus telah mengutus murid-muridnya : “pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku”. Pada hari Pentakosta injil dikabarkan kepada orang-orang yang berasal dari propinsi Asia kecil (Turki), kerajaan Persia (irak dan Iran), Mesir, Libia, dan Arabia (Kis.2:8-11) dan sampai sekarang proses menjadikan semua bangsa murid- murid Yesus masih terus berkembang dan gereja membawa kabar keselamatan keseluruh dunia. Cukup berdasar bila dikatakan bahwa gereja diAsia adalah gereja pertama yang memakai gedung gereja sebagai tempat beribadat. Gereja diAsia merupakan gereja yang pertama menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa setempat. Gereja  Asia mengembangkan struktur gereja, ciri-ciri teologi Asia dan sekolah Tinggi Teknologi terkenal. Gereja Asia kuno mempunyai kerohanian yang kuat dengan visi untuk pekabaran injil. Para penginjil Asia pergi jauh ke Cina dan Asia Timur bahka mungkin sampai ke Indonesia. Umat Kristen di Asia bertahan terhadap ujian penganiayaan dan belajar bagaimana hidup sebagai golongan kecil dan minoritas dalam negara-negara bukan kristen.
Namun pada abad ke-7 agama Islam menguasai Asia Tengah, Barat, Selatan, Afrika Utara dan Spanyol. Dibawah pemerintahan Islam gereja mengalami kemunduran, sehingga pada tahun 1500 tinggal sedikit saja orang kristen di Asia.
Permulaan Gereja Di Asia.  Antiokhia adalah kota yang menjadi pusat pekabaran injil kedunia bukan Yahudi. Sumber-sumber untuk penginjilan diluar kekaisaran Romawi sebagaian bergantung pada legenda-legenda. Namun tradisi bahwa Rasul Tomas mendirikan gereja di India didukung oleh penemuan-penemuan ilmu purbakala  lain.  Sudah terbuktii bahwa injil cepat tersebar dilembah Tigris, Efrat dengan perkembnagan gereja yang kuat, yang berpusat dikota Edessa. Terjemahan Alkitab kedalam bahasa Siria memainkan peran bermakna dalam perkembangan jemaat. Gereja Asia purba memandang Kristus dari segi pertentangan antara yang fana dan yang abadi, sebagai guru dan penebus. Pengertian Asia itu dianggap dualistis oleh beberapa tokoh gereja Barat. Tetapi sekarang diterima sebagai suatu usaha mewujudkan kekristenan dalam konteks Asia.

Kemudian berdirilah dinasti T’ang dan adanya perlindungan Kaisar T’ai Tsung terhadap kekristenan membuka jalan bagi pekabaran injil di Cina. Gereja menghadapi dua kepercayaan atau pandangan hidup yang tertanam dalam pada kebudayaan dan adat-istiadat Cina, yang masing-masing bertolak belakang dengan kekr istenan, terutama dengan kekristenan gaya Nestorian. Filsafat Kong Hu Cu, yang sangat berpengaruh digolongan terpelajar dan dilingkungan istana, menghargai keluarga dan kebijaksanaan duniawai dan menganggap rendah hidup beraskese. Penganut-penganut agama Buddha, yang kuat dan berpengaruh didesa-desa dan diantara orang miskin menentang keras kedatangan para rahib Nestorian, bahkan menyerang biara-biara kristen. Dengan mencari jalan untuk menyampaikan kabar keselamatan dalm bentuk yang berarti dalam konteks kebudayaan Cina, iman kristen hampir  mendekati sinkretisme.
Gereja berkembang di Cina, namun sejumlah orang kristen adalah pendatang. Baik kaisar-kaisar dinasti T’ang, maupun kaisar-kaisar dinasti Yuan bersikap toleran terhadap kekristenan, tetapi tidak percaya dan menjadi kristen. Umat kristen terlalu bergantung pada perlindungan pemerintah, sehingga gereja lemah dan tidak mampu berdiri sendiri. Pada saat kekuatan pemerintah melemah, misalnya pada abad ke-8, gereja juga melemah. Pada saat penganiayaan terjadi, misalnya pada tahun 845, gereja tidak dapat bertahan. Ketika penjajah Monggol diusir dari Cina pada tahun 1368, gereja hampir lenyap. Kemudian agama Islam semakin berkembang secara pesat. Perluasan agama Islam yang cepat pada  tahun ke-7 merupakan tantangan bagi kekristenan di Asia, bahkan yang terbesar dalam sejarah gereja. Di Arabia dan Afrika iman kristen nyaris musnah. Di Siria dan di Palestina gereja dibiarkan sebagai minoritas resmi dalam  sistem “dhimmi”. Penyerbuan bangsa Turki, bangsa yang sangat kejam, pada abad ke-11 menambahkan penganiayaan, sedangkan perang Salib, dengan tujuan membebaskan Tanah Suci, akhirnya membawa penderitaan dan memperburuk hubungan kekristenan islam.
Penindasan sosial dan ekonomi dibawah pemerintahan Islam melemahkan gereja, penderitaan umat kristen mencapai puncak yang paling dahsyat dengan pembunuhan besar-besaran oleh tentara Tamerlan. Akibatnya gereja Asia hampir hilang  kecuali Siria, India Selatan dan beberapa umat kecil yang terpencar-pencar di Asia. Akan tetapi, pada abad ke-15 mulailah zaman Eropa, yang membawa pembaharuan kebudayaan, kemajuan teknologi, dan pembaruan rohani yaitu penemuan naskah-naskah Kuno dari Yunani dan Roma menimbulkan semangat besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kemudian Bulla Paus Alexander VI mempercayakan tugas kepada raja Spanyol dan raja Portugal mengabarkan iman Katolik dinegara-negara yang baru ditemukan diseluruh dunia. Kedua  raja diberi hak mengangkut uskup, mengutus misionaris serta mengurus organisasi gereja didaerahnya masing-masing. Penginjilan, pembangunan, dan pembiayaan gereja ditanggung oleh raja. Dengan kata lain, raja sebagai sponsor gereja sebgaiman sudah terjadi dibeberapa bagian Eropa. Sistem tersebut dikenal sebagai “ padroado” artinya pelindung atau penyokong. Akibat sistem padroado, para pekabar injil katolik datang ke Asia berdampingan dengan penjajahan portugal. Fransiskus  Xaverius bersama tokoh-tokoh Yesuit lain mempelopori pengabdian penuh kasih serta metode pengajaran yang sederhana dan pekabaran injil diseluruh dunia, baik di dalam maupun diluar wilayah jajahan spanyol dan Portugal. Di Jepang, Cina, dan India misi Yesuit dalam menghadapi agama-agama asli yang kuat. Mereka berusaha memenangkan orang-orang terkemuka, pemimpin masyarakat, dengan metode menyesuaikan imannya dengan kebudayaan Asia. Ordo-ordo lain menuduh Serikat Yesus terlalu sinkretis. Di Jepang gereja cepat berkembang sebagai hasil pertobatan beberapa Daimyo, lalu masa penganiayaan dahsyat, hampir melenyapkan gereja. Di India De Nobili berhasil menginjili beberapa orang Brahmin, tetapi gereja dilemahkan oleh kontroversi mengenai upacara istiadat Malabar. Dalam setiap pertikaian, keputusan terakhir gereja Katolik Roma menolak bahaya sinkretisme atau kompromis dengn agama-agama lain.
Misi protestan dan perkembangan gereja di India. Kebijakan pragmatis Pemerintah Inggris sangat mempengaruhi sejarah kekristenan di Malaya, Borneo dan Singapura. Penginjilan kepada bangsa Melayu yang beragama Islam dilarang di Semenanjung Malaya dan tidak disenangi ditempat lain, oleh karena pemerintah Inggris takut hal itu akan mengganggu hubungan baik dengan raja-raja Melayu. Mula-mula para pekabar injil bekerja diantara orang Cina. Banyak pekabar injil menganggap Malaya sebagai batu loncatan menuju Cina, sehingga ketika dibuka kesempatan masuk Cina mereka meninggalkan pelayanan di Malaya. Benjamin Keasberry merupakan kekecualian, ia tetap tinggal di Singapura untuk menginjili orang Melayu. Imperialisme Inggris beserta perkembangan perdagangan dunia menimbulkan gelombang pendatang dari Cina dan India. Para pendatang tersebut lebih terbuka terhadap kekristenan daripada penduduk asli. Orang Kristen Asia lebih berhasil mengabarkan injil kepada kaumnya ketimbang pekabar injil Barat. Beberapa orang kristen Asia juga mengabarkan injil lintas budaya, misalnya orang Metodis Cina menginjili suku Iban di Sarawak. Peranan pekabar injil Barat menyumbang keahlian mengatur organisasi gereja, mengajar dan membawa dana. Dalam periode ini kekristenan berkembang diantara bangsa Cina, India dan suku-suku di Borneo. Pekabaran injil hampir tidak menyentuhb penduduk Melayu.
Pekabaran Misi Di Filipina. Gereja Katolik Roma masuk  Filipina bersamaan dengan penjajahan Spanyol, lalau berkembang dibagian utara melalui Metode “ reduksi”, yaitu orang Filipina dipindahkan dari desa terpencar kekota-kota. Rpara Rahib Spanyol berperan sebagai tenaga utama imperialisme, sehingga mereka menjadi pusat sasaran kebencian bangsa Filipina. Penghukuman mati tiga pator Filipina pada tahun 1872 menuimbulkan semangat nasionalisme. Pada tahun 1898 kemerdekaan Filipina diproklamasikan. Bersamaan dengan itu Gereja Mandiri  Filipina melepaskan diri dari Gereja Katolik Roma.
Penjajah pertama diganti oleh penjajah kedua, yaitu Amerika Serikat. Meskipun Undang-Undang dasar Amerika memisahkan gereja dan negara, namun bangsa Amerika bersemangat mengabarkan Injil melalui badan misi swasta. Pekabar injil berbondong-bondong masuk kepulauan Filipina. Gereja-gereja Protestan  berkembang cepat, terutama gereja Metodis. Sejumlah  besar anggota Gereja Protestan merupakan bekas anggota Gereja Katolik. Namun timbul ketegangan antara pekabar Injil Amerika dengan orang Kristen Filipina, dengan akibat gereja-gereja Protestan mengalami perpecahan.
Kekristenan di Asia 1945-1990. Kekristenan di Anak benua India dan Sri Lanka. Beberapa orang Kristen memainkan peranan penting dalam gerakan kemerdekaan India.  Pada tahun 1947 ditetapkan dua Negara merdeka, yaitu India dan Pakistan . pada tahun 1971 Pakistan Timur menjadi Negara tersendiri dengan nama Bangladesh. India meerupakan Negara sekuler, dengan agama mayoritas Hindu. Pakistan ditetapkan sebagai negar Islam . kemudian pada tahun 1988, Bangladesh menyatakan agama Islam sebagai agama Negara. Di Sri Lanka yang merdeka sejak tahun 1948, agama Buddha merupakan agama Mayorita. Baik India, Pakistan, Bangladesh maupun Sri Lanka mengalami pertikaian antar suku bangsa dan agama yang semakin meningkat pada paroan keua abad ke-20. Akibatnya golonga minorits Kristen sering terperangkap ditengah pertikaian. Umat kristen di India , Pakisan dan Bangladesh merpakan minoritas yang sangat kecil, yang pada umumnya berasal dari masyarakat kelas menengah, masyarakat buruh ataupun berkasta rendah, atau dari suku-suku pedalaman. Pekabra injil dijalankan ters diantara golonga-golongan tersebut, dengan hasil perkembangan secara berangsur-angsur. Mencari jalan bertahan dalam lingkungan yang semakin diwarnai permusuhan, teologi India mengubah fokusnya dari pernyataan kekristenan dalam konsep-konsep kristen menjadi penekanan dialog antar agama.
Gereja di Cina dan Taiwan. Gereja-gereja asli mandiri didirikan pada awal abad k-20 , tanpa pengaruh misi Barat. Sejumlah orang kriste menyambut pemerintaha komunis sebagai jalan terbaik membangun Negara Cina. Gerakan Tiga-Swa patrioti didirikan dengan tujua mempersatukan gereja-gereja Protestan dibawah pengawasan pemerintah, sedangkan Persatuan Katolik Patriotik didikan untuk orang Katolik. Pemimpin-peminpin yang menolak gereja yng menolak bergabung dipenjarakan. Pada masa revolusi kebudayaan gereja-gereja ditutup dan ribuan orang Kristen dipenjarakan.
Ternyata banyak sekali gereja yang berkembang, salah satunya juga Thailand dan Burma/Myanmar. Dimana gereja di Thailand mengembangkan kepemimpinan penduduk asli. Gereja mengalami perkembangan pesat pada tahun 1960-an dan 1970-an, terdorong oleh kerjasama antar gereja dan kampanye pekabaran injil bersatu. Demikianlah injil itu tersebar sampai keseluruh dunia dan sampai saat ini kekristenan masih tetap diperjuangkan.