LAPORAN
BACAAN
Nama : Cahaya Kristina Nadapdap
Semester : V (Lima)
Mata
Kuliah : Sejarah Gereja Asia
Dosen : Lukas Heo Seok Koo, Ph.D
Masa
pertama gereja di Asia (sampai Tahun 1500). Agama kristen dianggap sebagai agama yang berasal
dari Barat, padahal lahirnya diTimur Tengah, didaerah Asia Barat, tempat
bangsa-bangsa dan kebudayaan dari tiga benua bertemu, yaitu Asia, Afrika dan
Eropa. Tuhan Yesus telah mengutus murid-muridnya : “pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku”. Pada hari Pentakosta
injil dikabarkan kepada orang-orang yang berasal dari propinsi Asia kecil
(Turki), kerajaan Persia (irak dan Iran), Mesir, Libia, dan Arabia (Kis.2:8-11)
dan sampai sekarang proses menjadikan semua bangsa murid- murid Yesus masih
terus berkembang dan gereja membawa kabar keselamatan keseluruh dunia. Cukup
berdasar bila dikatakan bahwa gereja diAsia adalah gereja pertama yang memakai
gedung gereja sebagai tempat beribadat. Gereja diAsia merupakan gereja yang
pertama menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa setempat. Gereja Asia mengembangkan struktur gereja, ciri-ciri
teologi Asia dan sekolah Tinggi Teknologi terkenal. Gereja Asia kuno mempunyai
kerohanian yang kuat dengan visi untuk pekabaran injil. Para penginjil Asia
pergi jauh ke Cina dan Asia Timur bahka mungkin sampai ke Indonesia. Umat
Kristen di Asia bertahan terhadap ujian penganiayaan dan belajar bagaimana
hidup sebagai golongan kecil dan minoritas dalam negara-negara bukan kristen.
Namun pada abad ke-7
agama Islam menguasai Asia Tengah, Barat, Selatan, Afrika Utara dan Spanyol.
Dibawah pemerintahan Islam gereja mengalami kemunduran, sehingga pada tahun
1500 tinggal sedikit saja orang kristen di Asia.
Permulaan
Gereja Di Asia. Antiokhia adalah kota yang menjadi pusat
pekabaran injil kedunia bukan Yahudi. Sumber-sumber untuk penginjilan diluar
kekaisaran Romawi sebagaian bergantung pada legenda-legenda. Namun tradisi
bahwa Rasul Tomas mendirikan gereja di India didukung oleh penemuan-penemuan
ilmu purbakala lain. Sudah terbuktii bahwa injil cepat tersebar
dilembah Tigris, Efrat dengan perkembnagan gereja yang kuat, yang berpusat
dikota Edessa. Terjemahan Alkitab kedalam bahasa Siria memainkan peran bermakna
dalam perkembangan jemaat. Gereja Asia purba memandang Kristus dari segi
pertentangan antara yang fana dan yang abadi, sebagai guru dan penebus.
Pengertian Asia itu dianggap dualistis oleh beberapa tokoh gereja Barat. Tetapi
sekarang diterima sebagai suatu usaha mewujudkan kekristenan dalam konteks
Asia.
Kemudian berdirilah dinasti
T’ang dan adanya perlindungan Kaisar T’ai Tsung terhadap kekristenan membuka
jalan bagi pekabaran injil di Cina. Gereja menghadapi dua kepercayaan atau
pandangan hidup yang tertanam dalam pada kebudayaan dan adat-istiadat Cina,
yang masing-masing bertolak belakang dengan kekr istenan, terutama dengan
kekristenan gaya Nestorian. Filsafat Kong Hu Cu, yang sangat berpengaruh
digolongan terpelajar dan dilingkungan istana, menghargai keluarga dan kebijaksanaan
duniawai dan menganggap rendah hidup beraskese. Penganut-penganut agama Buddha,
yang kuat dan berpengaruh didesa-desa dan diantara orang miskin menentang keras
kedatangan para rahib Nestorian, bahkan menyerang biara-biara kristen. Dengan
mencari jalan untuk menyampaikan kabar keselamatan dalm bentuk yang berarti
dalam konteks kebudayaan Cina, iman kristen hampir mendekati sinkretisme.
Gereja
berkembang di Cina, namun sejumlah orang kristen adalah pendatang. Baik kaisar-kaisar dinasti
T’ang, maupun kaisar-kaisar dinasti Yuan bersikap toleran terhadap kekristenan,
tetapi tidak percaya dan menjadi kristen. Umat kristen terlalu bergantung pada
perlindungan pemerintah, sehingga gereja lemah dan tidak mampu berdiri sendiri.
Pada saat kekuatan pemerintah melemah, misalnya pada abad ke-8, gereja juga
melemah. Pada saat penganiayaan terjadi, misalnya pada tahun 845, gereja tidak
dapat bertahan. Ketika penjajah Monggol diusir dari Cina pada tahun 1368,
gereja hampir lenyap. Kemudian agama Islam semakin berkembang secara pesat.
Perluasan agama Islam yang cepat pada
tahun ke-7 merupakan tantangan bagi kekristenan di Asia, bahkan yang
terbesar dalam sejarah gereja. Di Arabia dan Afrika iman kristen nyaris musnah.
Di Siria dan di Palestina gereja dibiarkan sebagai minoritas resmi dalam sistem “dhimmi”. Penyerbuan bangsa Turki,
bangsa yang sangat kejam, pada abad ke-11 menambahkan penganiayaan, sedangkan
perang Salib, dengan tujuan membebaskan Tanah Suci, akhirnya membawa
penderitaan dan memperburuk hubungan kekristenan islam.
Penindasan sosial dan
ekonomi dibawah pemerintahan Islam melemahkan gereja, penderitaan umat kristen
mencapai puncak yang paling dahsyat dengan pembunuhan besar-besaran oleh
tentara Tamerlan. Akibatnya gereja Asia hampir hilang kecuali Siria, India Selatan dan beberapa umat
kecil yang terpencar-pencar di Asia. Akan tetapi, pada abad ke-15 mulailah
zaman Eropa, yang membawa pembaharuan kebudayaan, kemajuan teknologi, dan
pembaruan rohani yaitu penemuan naskah-naskah Kuno dari Yunani dan Roma menimbulkan
semangat besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kemudian Bulla Paus
Alexander VI mempercayakan tugas kepada raja Spanyol dan raja Portugal mengabarkan
iman Katolik dinegara-negara yang baru ditemukan diseluruh dunia. Kedua raja diberi hak mengangkut uskup, mengutus
misionaris serta mengurus organisasi gereja didaerahnya masing-masing.
Penginjilan, pembangunan, dan pembiayaan gereja ditanggung oleh raja. Dengan
kata lain, raja sebagai sponsor gereja sebgaiman sudah terjadi dibeberapa
bagian Eropa. Sistem tersebut dikenal sebagai “ padroado” artinya pelindung
atau penyokong. Akibat sistem padroado, para pekabar injil katolik datang ke
Asia berdampingan dengan penjajahan portugal. Fransiskus Xaverius bersama tokoh-tokoh Yesuit lain
mempelopori pengabdian penuh kasih serta metode pengajaran yang sederhana dan
pekabaran injil diseluruh dunia, baik di dalam maupun diluar wilayah jajahan
spanyol dan Portugal. Di Jepang, Cina, dan India misi Yesuit dalam menghadapi
agama-agama asli yang kuat. Mereka berusaha memenangkan orang-orang terkemuka,
pemimpin masyarakat, dengan metode menyesuaikan imannya dengan kebudayaan Asia.
Ordo-ordo lain menuduh Serikat Yesus terlalu sinkretis. Di Jepang gereja cepat
berkembang sebagai hasil pertobatan beberapa Daimyo, lalu masa penganiayaan
dahsyat, hampir melenyapkan gereja. Di India De Nobili berhasil menginjili
beberapa orang Brahmin, tetapi gereja dilemahkan oleh kontroversi mengenai
upacara istiadat Malabar. Dalam setiap pertikaian, keputusan terakhir gereja
Katolik Roma menolak bahaya sinkretisme atau kompromis dengn agama-agama lain.
Misi
protestan dan perkembangan gereja di India. Kebijakan pragmatis Pemerintah Inggris sangat
mempengaruhi sejarah kekristenan di Malaya, Borneo dan Singapura. Penginjilan
kepada bangsa Melayu yang beragama Islam dilarang di Semenanjung Malaya dan
tidak disenangi ditempat lain, oleh karena pemerintah Inggris takut hal itu
akan mengganggu hubungan baik dengan raja-raja Melayu. Mula-mula para pekabar
injil bekerja diantara orang Cina. Banyak pekabar injil menganggap Malaya
sebagai batu loncatan menuju Cina, sehingga ketika dibuka kesempatan masuk Cina
mereka meninggalkan pelayanan di Malaya. Benjamin Keasberry merupakan
kekecualian, ia tetap tinggal di Singapura untuk menginjili orang Melayu.
Imperialisme Inggris beserta perkembangan perdagangan dunia menimbulkan
gelombang pendatang dari Cina dan India. Para pendatang tersebut lebih terbuka
terhadap kekristenan daripada penduduk asli. Orang Kristen Asia lebih berhasil
mengabarkan injil kepada kaumnya ketimbang pekabar injil Barat. Beberapa orang
kristen Asia juga mengabarkan injil lintas budaya, misalnya orang Metodis Cina
menginjili suku Iban di Sarawak. Peranan pekabar injil Barat menyumbang
keahlian mengatur organisasi gereja, mengajar dan membawa dana. Dalam periode
ini kekristenan berkembang diantara bangsa Cina, India dan suku-suku di Borneo.
Pekabaran injil hampir tidak menyentuhb penduduk Melayu.
Pekabaran
Misi Di Filipina.
Gereja Katolik Roma masuk Filipina
bersamaan dengan penjajahan Spanyol, lalau berkembang dibagian utara melalui
Metode “ reduksi”, yaitu orang Filipina dipindahkan dari desa terpencar
kekota-kota. Rpara Rahib Spanyol berperan sebagai tenaga utama imperialisme,
sehingga mereka menjadi pusat sasaran kebencian bangsa Filipina. Penghukuman
mati tiga pator Filipina pada tahun 1872 menuimbulkan semangat nasionalisme.
Pada tahun 1898 kemerdekaan Filipina diproklamasikan. Bersamaan dengan itu
Gereja Mandiri Filipina melepaskan diri
dari Gereja Katolik Roma.
Penjajah pertama
diganti oleh penjajah kedua, yaitu Amerika Serikat. Meskipun Undang-Undang
dasar Amerika memisahkan gereja dan negara, namun bangsa Amerika bersemangat
mengabarkan Injil melalui badan misi swasta. Pekabar injil berbondong-bondong
masuk kepulauan Filipina. Gereja-gereja Protestan berkembang cepat, terutama gereja Metodis.
Sejumlah besar anggota Gereja Protestan
merupakan bekas anggota Gereja Katolik. Namun timbul ketegangan antara pekabar
Injil Amerika dengan orang Kristen Filipina, dengan akibat gereja-gereja
Protestan mengalami perpecahan.
Kekristenan
di Asia 1945-1990.
Kekristenan di Anak benua India dan Sri Lanka. Beberapa orang Kristen memainkan
peranan penting dalam gerakan kemerdekaan India. Pada tahun 1947 ditetapkan dua Negara
merdeka, yaitu India dan Pakistan . pada tahun 1971 Pakistan Timur menjadi
Negara tersendiri dengan nama Bangladesh. India meerupakan Negara sekuler,
dengan agama mayoritas Hindu. Pakistan ditetapkan sebagai negar Islam .
kemudian pada tahun 1988, Bangladesh menyatakan agama Islam sebagai agama
Negara. Di Sri Lanka yang merdeka sejak tahun 1948, agama Buddha merupakan
agama Mayorita. Baik India, Pakistan, Bangladesh maupun Sri Lanka mengalami
pertikaian antar suku bangsa dan agama yang semakin meningkat pada paroan keua
abad ke-20. Akibatnya golonga minorits Kristen sering terperangkap ditengah
pertikaian. Umat kristen di India , Pakisan dan Bangladesh merpakan minoritas
yang sangat kecil, yang pada umumnya berasal dari masyarakat kelas menengah,
masyarakat buruh ataupun berkasta rendah, atau dari suku-suku pedalaman.
Pekabra injil dijalankan ters diantara golonga-golongan tersebut, dengan hasil
perkembangan secara berangsur-angsur. Mencari jalan bertahan dalam lingkungan
yang semakin diwarnai permusuhan, teologi India mengubah fokusnya dari
pernyataan kekristenan dalam konsep-konsep kristen menjadi penekanan dialog
antar agama.
Gereja
di Cina dan Taiwan. Gereja-gereja asli mandiri didirikan pada awal abad k-20 ,
tanpa pengaruh misi Barat.
Sejumlah orang kriste menyambut pemerintaha komunis sebagai jalan terbaik
membangun Negara Cina. Gerakan Tiga-Swa patrioti didirikan dengan tujua
mempersatukan gereja-gereja Protestan dibawah pengawasan pemerintah, sedangkan
Persatuan Katolik Patriotik didikan untuk orang Katolik. Pemimpin-peminpin yang
menolak gereja yng menolak bergabung dipenjarakan. Pada masa revolusi
kebudayaan gereja-gereja ditutup dan ribuan orang Kristen dipenjarakan.
Ternyata banyak sekali gereja
yang berkembang, salah satunya juga Thailand dan Burma/Myanmar. Dimana gereja
di Thailand mengembangkan kepemimpinan penduduk asli. Gereja mengalami
perkembangan pesat pada tahun 1960-an dan 1970-an, terdorong oleh kerjasama
antar gereja dan kampanye pekabaran injil bersatu. Demikianlah injil itu
tersebar sampai keseluruh dunia dan sampai saat ini kekristenan masih tetap
diperjuangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar